Empat Raja adalah cerita dari Papua Barat yang bercerita tentang Raja Ampat, tempat yang sekarang jadi salah satu destinasi petualangan top dunia. Raja Ampat ini terdiri dari empat pulau yang dikelilingi lautan luas dan daratan seluas 4,6 juta hektar. Dengan 540 jenis karang dan 1.511 spesies ikan, Raja Ampat bener-bener disebut sebagai surga bawah laut.
Tapi, Raja Ampat gak cuma terkenal karena keindahannya, tapi juga karena legenda seru di baliknya. Konon, ada empat saudara yang jadi raja di masing-masing pulau. Mereka lahir dari enam telur yang ditemukan di hutan. Lima telur menetas jadi manusia, sedangkan satu telur lagi jadi batu.
Cerita Empat Raja ini melibatkan beberapa tokoh penting. Ada orang tua dari empat anak yang bijaksana dan adil. Terus ada empat anak laki-laki bernama War, Betani, Dohar, dan Mohamad yang jadi tokoh utama, serta anak perempuan mereka, Pintolee. Meskipun Pintolee akhirnya harus meninggalkan keluarga karena menikah, semua karakter dalam cerita ini punya peran penting.
Sekarang, yuk kita simak ceritanya dari awal.
Penemuan Enam Telur
Dulu ada sepasang suami istri di Papua yang sangat pengen punya anak. Meski udah lama nunggu, mereka terus doa setiap hari. Suatu hari, mereka pergi ke hutan buat nyari kayu bakar sebelum musim hujan datang. Saat istirahat di tepi sungai Waikeo, suami melihat lubang besar dan nemuin enam telur besar di sana. Mereka bawa pulang telur-telur ini, mikirnya bisa jadi makanan.
Enam Telur Menetas Jadi Anak Manusia
Keesokan harinya, saat mereka mau masak, telur-telur itu malah menetas jadi manusia, bukan hewan. Dari enam telur, empat jadi anak laki-laki, satu anak perempuan, dan satu lagi jadi batu. Anak-anak ini lahir dengan kain putih yang bersinar, menandakan mereka berasal dari langit. Mereka diberi nama War, Betani, Dohar, Mohamad, dan Pintolee. Orang tua mereka senang banget karena doa mereka dikabulkan.
Pintolee Pergi
Semakin besar, anak-anak ini jadi rajin dan membantu orang tua. Tapi, ada masalah saat Pintolee jatuh cinta pada seorang pemuda yang gak disetujui keluarganya. Pintolee tetap bersikeras dan akhirnya pergi meninggalkan keluarga untuk menikah dan tinggal di Pulau Numfor.
Hadiah dari Sang Ayah
Sementara itu, meskipun Pintolee pergi, masyarakat masih menghargai keluarga tersebut. Saat ayahnya semakin tua, dia membagikan warisan kepada keempat anak laki-lakinya: War dapet Pulau Waigeo, Betani dapet Pulau Salawati, Dohar dapet Pulau Lilinta, dan Mohamad dapet Pulau Waiga. Dia pesan agar mereka menjaga pulau-pulau tersebut dengan baik.
Empat Raja Memimpin
Keempat anak ini kemudian tinggal di pulau masing-masing dan dikenal sebagai raja yang bijaksana. Mereka menjaga dan memajukan pulau-pulau mereka hingga jadi subur dan makmur. Itulah sebabnya tempat ini disebut Raja Ampat, yaitu nama yang merujuk pada empat raja yang memimpin pulau-pulau ini.
Telur yang Jadi Batu
Satu telur yang jadi batu masih dirawat sampai sekarang. Batu ini diperlakukan seperti raja, dengan tempat khusus dan penjaga. Batu ini dikenal sebagai Batu Telur Raja, dan hanya bisa dilihat setahun sekali saat upacara khusus.
Pesan Moral
Dari cerita Empat Raja, kita bisa belajar tentang bakti, ketekunan, dan menghormati orang tua. Selain itu, kita juga diajarkan tentang pentingnya menjaga kepercayaan dan kesetiaan. Kesabaran dan ketaatan memang gak instan hasilnya, tapi akan terasa manfaatnya baik untuk diri sendiri maupun orang lain.