Ritual Mandikan Tengkorak | Tradisi – Jadi, suku Dayak Bidayuh di Dusun Sebujit, Kecamatan Siding, Bengkayang, Kalimantan Barat punya tradisi unik yang udah ada sejak lama, namanya upacara Nyobeng.
Pas upacara ini, tengkorak manusia diletakkan rapi bareng dengan berbagai sesaji. Para pemangku adat jaga situasi sambil bacain mantra. Suasana mistisnya tuh bener-bener kental.
Tengkorak yang dipakai buat ritual ini berasal dari sisa-sisa peperangan di masa lalu. Dulu, Suku Dayak Bidayuh di Indonesia dan Malaysia sering banget berperang.
Sekarang, tengkorak-tengkorak dari perang itu disimpan dan dilibatkan dalam upacara Nyobeng. Tapi, bukan cuman dicuci dengan air biasa, melainkan juga dicuci dengan darah hewan yang udah dibacain mantra.
Tengkorak-tengkorak ini sebenarnya simbol perdamaian. Tengkorak yang dikumpulin adalah tengkorak musuh yang dipenggal oleh tetua adat, sebagai tanda perdamaian antara Dayak Bidayuh di Indonesia dan Malaysia.
Puluhan tengkorak ini dirawat dengan baik dan disimpan di Rumah Balug, bangunan khas Dayak. Di sini, tengkorak musuh yang udah ratusan tahun disimpan dengan aman.
Saat prosesi, tengkorak-tengkorak ini dikeluarkan dari Rumah Balug. Ada nyanyian dan tabuhan genderang bernama Simlog yang mengiringi. Tengkorak manusia disusun bareng tengkorak beberapa rusa. Air dari tempayan yang udah dibacain mantra diguyurkan satu per satu ke tengkorak-tengkorak ini dengan gelas bambu.
Terakhir, babi disembelih dan darahnya dikumpulkan di mangkuk kecil. Darah ini dipakai buat melumuri tengkorak-tengkorak sambil mantra terus dibacakan sepanjang proses mencuci tengkorak. (ragambudaya/)